Pada 1 Oktober 2024, sejumlah perkembangan deflasi penting terjadi di sektor ekonomi Indonesia, mencerminkan kondisi makroekonomi yang dinamis dan dipengaruhi oleh faktor global dan domestik. Berikut adalah rangkuman berita ekonomi terkini:
Deflasi September 2024: Inflasi Tahunan Stabil di 1,84%
Indonesia mencatat deflasi sebesar 0,12% pada bulan September 2024. Ini adalah bulan kelima berturut-turut Indonesia mengalami deflasi, dengan penurunan harga bahan makanan menjadi penyumbang utama. Secara tahunan, inflasi berada pada 1,84%, angka yang cukup rendah dan mencerminkan stabilitas harga di tengah peningkatan pasokan pangan domestik. Pemerintah terus memantau perkembangan ini untuk menjaga keseimbangan harga, terutama menjelang akhir tahun(Bisnis.com).
Deflasi Penguatan Nilai Tukar Rupiah
Nilai tukar rupiah hari ini bergerak dalam kisaran Rp15.080 – Rp15.160 per dolar AS, dengan potensi penguatan yang didorong oleh spekulasi pelonggaran kebijakan moneter dari Federal Reserve AS. Meskipun demikian, ketidakpastian geopolitik, khususnya konflik yang berkepanjangan di Timur Tengah, bisa memengaruhi sentimen pasar dan menimbulkan volatilitas di pasar mata uang(Bisnis.com)(Tempo Bisnis).
Kinerja Pasar Komoditas: Kenaikan Harga Timah, Penurunan Paladium
Pasar komoditas juga menunjukkan fluktuasi yang signifikan. Harga timah mengalami kenaikan tajam hingga mencapai US$33.305 per ton, mencerminkan meningkatnya permintaan global, terutama dari sektor teknologi yang bergantung pada timah sebagai bahan utama.
Di sisi lain harga paladium menurun selama beberapa hari terakhir.
dipicu oleh penurunan permintaan global dan meningkatnya persediaan logam mulia ini di pasar(Katadata).
Pasar Saham Tiongkok Melonjak
Di pasar internasional, indeks Komposit Shanghai melonjak 8,06%, mencapai level tertinggi dalam 16 tahun terakhir.
Hal ini juga berdampak pada pasar komoditas dan mata uang global, mengingat posisi Tiongkok sebagai ekonomi terbesar kedua di dunia(Katadata).
Dengan berbagai perkembangan ini, ekonomi Indonesia terus berada dalam kondisi yang penuh tantangan, tetapi juga menawarkan peluang bagi pertumbuhan yang lebih kuat.
terutama jika stabilitas harga dan kebijakan fiskal terjaga.